Friday, July 19, 2024

LINTAS SEKTOR SIAP SUKSESKAN PIN POLIO DI KECAMATAN MOYO HILIR TAHUN 2024

 


Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kembali menyelenggarakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio dalam dua tahap di 33 provinsi. Upaya ini dilakukan sebagai respons atas temuan kasus polio di beberapa daerah di Indonesia.

Pada 9 Maret 2024, satu kasus lumpuh layuh akut (LGA) pada anak laki-laki berusia 6 tahun di Kabupaten Nduga terkonfirmasi positif polio tipe II melalui pemeriksaan laboratorium. Onset kelumpuhan terjadi pada 20 Februari 2024.

Pada 6 April 2024, satu kasus polio tipe II lainnya ditemukan di Kabupaten Sidoarjo. Kasus ini melibatkan anak perempuan berusia 11 tahun dengan onset kelumpuhan pada 25 Februari 2024 dan hasil pemeriksaan laboratorium positif polio tipe II.

Pada 25 April 2024, satu kasus LGA pada anak perempuan berusia 11 tahun di Kabupaten Asmat, Papua Selatan, juga terkonfirmasi positif polio tipe II melalui pemeriksaan laboratorium. Onset kelumpuhan pada kasus ini terjadi pada 25 Februari 2024.

Temuan kasus polio juga terdeteksi di Kabupaten Mimika, Papua Tengah. Kasus ini melibatkan anak laki-laki berusia 9 tahun dengan onset kelumpuhan pada 20 Desember 2023. Pemeriksaan spesimen tinja pada anak-anak sehat di sekitar kasus (bukan kontak) menunjukkan 8 anak positif polio tipe II. Hal ini menunjukkan adanya transmisi virus polio di Kabupaten Mimika.

Untuk memutus rantai penularan polio dan melindungi anak-anak Indonesia, PIN Polio akan dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama akan menyasar 6 provinsi, yaitu Papua, Papua Tengah, Papua Selatan, Papua Pegunungan, Papua Barat, dan Papua Barat Daya.

Selanjutnya, PIN tahap kedua akan dilaksanakan di 27 provinsi lainnya, yaitu Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Banten, DIY (kecuali Kabupaten Sleman), Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Maluku, dan Maluku Utara.

Sasaran PIN Polio adalah seluruh anak berusia 0-7 tahun dan tidak memandang status imunisasi sebelumnya. PIN tahap pertama dimulai pada 27 Mei 2024, sedangkan PIN tahap kedua dimulai pada 15 Juli 2024.

Jenis vaksin yang akan digunakan pada PIN Polio di 33 provinsi, yaitu vaksin novel Oral Polio Vaccine type 2 (nOPV2). Vaksin tersebut juga telah digunakan pada kegiatan sebelumnya di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur serta Kabupaten Sleman DIY.

Khusus 6 provinsi, yaitu Papua, Papua Tengah, Papua Selatan, Papua Pegunungan, Papua Barat dan Papua Barat Daya, jenis vaksin yang akan digunakan adalah nOPV2 dan vaksin bivalent Oral Polio Vaccine (bOPV).

Bertempat di Aula Puskesmas Kecamatan Moyo Hilir Kabupaten Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara Barat, Tim Imunisasi melakukan kegiatan Sosialisasi Pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio. dalam kegiatan tersebut turut hadir Camat Moyo Hilir yang diwakili oleh Kasi Sosmas Marwan, S.Ap dalam sambutannya beliau mengajak Lintas Sektor untuk bersama-sama mendukung program pemerintah dalam upaya pencegahan penyakit Polio.

Selain Camat Moyo Hilir juga turut hadir Kapolsek, Danramil, Korwil Pendidikan, Kepala Sekolah se Kecamatan Moyo Hilir, Kader Kesehatan serta Bidan Desa dan Perawat Desa. dalam kesempatan tersebut Kepala Puskesmas Moyo Hilir Hj. Diah Rosanty, S.Kep.Ns.M.Kep.,Spkom menyampaikan apresiasi kepada seluruh Lintas Sektor yang hadir karena selalu kompak dalam mendukung program-program kesehatan, mulai dari penanganan dan pencegahan Rabies, Covid-19 hingga saat ini PIN Polio. selain itu bliau juga menyampaikan harapan agar capain Imunisasi Polio di Kecamatan Moyo Hilir bisa mencapai target 100% sehingga anak bisa tumbuh sehat dan dapat menjadi kebanggaan keluarga nantinya.

Berikut Jadwal Pelaksanaan PIN Polio di kecamatan Moyo Hilir:





Dokumentasi dan Publikasi










Wednesday, July 10, 2024

BULETIN MINGGUAN SURVEILANS PUSKESMAS MOYO HILIR

 







  PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA
           DINAS KESEHATAN         

UNIT PELAKSANA TEKNIS
PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT KECAMATAN MOYO HILIR


Jalan Pendidikan Nomor 1 Berare, Dusun Berare Atas, Desa Berare Kecamatan Moyo Hilir

 

 

BULETIN

 

PENDAHULUAN

Salah satu tujuan Surveilans Epidemiologi adalah untuk deteksi dini penyakit potensial KLB. Selama ini dikembangkan melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKD) Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan menganalisa secara terus-menerus laporan mingguan (W2) yang bersumber dari Puskesmas. Agar memperoleh informasi yang valid, maka input W2 tersebut harus memliki kelengkapan dan ketepatan yang tinggi. Sehingga dengan demikian langkah-langkah respon dapat dilakukan secara dini dan masalah dapat diminimalkan baik kesakitannya, kematian maupun kerugian non-kesehatan lainnya.

 

DATA PENYAKIT DI SKDR YANG POTENSIAL WABAH DUA MINGGU TERAKHIR

No

Penyakit

M-26

M-27

Kelengkapan Laporan (%)

100

1

Diare Akut

2

2

Ketepan Laporan (%)

100

2

Malaria Konfirmasi

0

0

Jumlah Alert

4

3

Suspek Dengue

0

0

Jumlah Direspon

4

4

Pneumonia

1

1

Jumlah Alert Menjadi KLB

0

5

Diare Berdarah/ Disentri

0

0

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penyakit potensial yang muncul di wilayah kerja UPT Puskesmas Kecamatan Moyo Hilir pada minggu ke-27 terdapat 4 penyakit yaitu: diare akut 2 kasus, pneumonia 1 kasus, Gigitan Hewan Rabies (GHPR) 1 kasus,  ILI (Penyakit Serupa Influenza 11 Kasus.

6

Suspek Demam Tifoid

0

0

7

Sindrom Jaundice Akut

0

0

8

Suspek Chikungunya

0

0

9

Suspek Flu Burung Pada Manusia

0

0

10

Suspek Campak

0

0

11

Suspek Difteri

0

0

12

Pertussis

0

0

13

Acute Flacid Paralysis (AFP)

0

0

14

Gigitan Hewan Penular Rabies

3

1

15

Suspek Antrax

0

0

16

Suspek Leptospirosis

0

0

17

Suspek Kolera

0

0

18

Suspek Meningitis/ Encephalitis

0

0

19

Suspek Tetanus Neonatorum

0

0

20

Suspek Tetanus

0

0

21

ILI (Penyakit Serupa Influenza)

11

11

22

Suspek HFMD

0

0

23

Suspek Covid-19

0

0

24

Total Kunjungan

281

281

 

 

 

 

 

A.   LAPORAN KINERJA

C

UNIT PELAPOR

JMLH PERINGATAN DINI PENYAKIT DI UNIT PELAPOR

JUMLAH

KETEPATAN * (%)

KELENGKAPAN * (%)

ALERT YANG DIRESPON *

M-27 2024

TOT *

Unit

PUSK.

Jumlah

KLB

24 Jam

>24 Jam

1

PKM. MOYO HILIR

1

4

1

1

100

100

4

 

4

 

TOTAL UNIT PELAPOR

1

4

1

1

100

100

4

0

4

0

*Data kumulatif Minggu 26 sampai 27

 

 

 

 

 

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat kinerja SKDR di minggu ke-27 tahun 2024 dimana Ketepatan dan Kelengkapan, serta ALERT yang direspon kurang dari 24 jam.

B.   KETEPATAN DAN KELENGKAPAN LAPORAN

Dari grafik di Samping, ketepatan dan kelengkapan laporan di wilayah kerja UPT Puskesmas Kecamatan Moyo Hilir di minggu ke-27 mencapai 100%. Perolehan data didapat dari semua unit pelayanan di Puskesmas, dari 5 Pustu yaitu: Ngeru, Labuhan Ijuk, Olat Rawa, Serading dan Poto dan 8 Poskesdes yaitu: Kakiang, Batubangka, Prajak, Moyo, Poto, Serading, Tanjung Bele dan Olat Rawa. Serta 3 Praktek Dokter.

 

C.   TREND PENYAKIT POTENSIAL KLB DI MINGGU KE-27

1.    DIARE AKUT


Dari grafik di atas, trend kasus diare akut di wilayah kerja UPT Puskesmas Kecamatan Moyo Hilir di minggu ke-27 sebanyak 2 Kasus Diare Akut dari seminggu sebelumnya terdapat 2 kasus.

 

2.    PNEUMONIA  


Dari grafik di atas, trend kasus Pneumonia di wilayah kerja UPT Puskesmas Kecamatan Moyo Hilir di minggu ke-27 sebanyak 1 Kasus Pneumonia dari seminggu sebelumnya terdapat 1 kasus

 

 

     3.    Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR)

Dari grafik di atas, trend kasus GHPR di wilayah kerja UPT Puskesmas Kecamatan Moyo Hilir di minggu ke-27 sebanyak 1 Kasus GHPR dari seminggu sebelumnya terdapat 3 kasus.

 

     4.    ILI (Penyakit Serupa Influenza)

 

Dari grafik di atas, trend kasus ILI di wilayah kerja UPT Puskesmas Kecamatan Moyo Hilir di minggu ke-27 sebanyak 11 Kasus Pneumonia dari seminggu sebelumnya terdapat 11 kasus.

 

 

D.   ALERT


 RENCANA TINDAK LANJUT

1.     Tetap waspada terhadap peningkatan GHPR dengan melakukan kegiatan surveilans berbasis kejadian.

2.     Penatalaksanaan diare meliputi penggantian cairan dengan terapi rehidrasi oral, misalnya dengan oralit dan dilanjutkan pemberian antibiotik jika diare disebabkan oleh infeksi bakteri.

3.     Penatalaksanaan dan pencegahan penumonia adalah dengan pemberian antibiotik, dan mencukupi kebutuhan gizi serta nutrisi anak dengan memberikan asupan buah, sayur, dan makanan bergizi lainnya. Melengkapi imunisasi anak dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sejak dini.

 

 

 

 

4.     Penatalaksanaan ILI (Penyakit Serupa Influenza) adalah dengan pemberian antibiotik, minum banyak cairan, mengkonsumsi makanan bergizi dan menghindari aktifitas yang berlebihan

 

 

TERIMA KASIH,

 

PENGELOLA PROGRAM SKDR

 

 

SRI IRIANI, Amd.Kep

 

KOORD. PROMOSI KESEHATAN

 


AMRI IRADI, SKM

 

LINTAS SEKTOR SIAP SUKSESKAN PIN POLIO DI KECAMATAN MOYO HILIR TAHUN 2024

  Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kembali menyelenggarakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio dalam dua tahap di 33 provinsi. Upaya ini d...