|
PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA UNIT PELAKSANA TEKNIS Jalan Pendidikan Nomor 1 Berare, Dusun Berare Atas, Desa Berare Kecamatan Moyo Hilir |
|
BULETIN
PENDAHULUAN
Salah
satu tujuan Surveilans Epidemiologi adalah untuk deteksi dini penyakit
potensial KLB. Selama ini dikembangkan melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan
Respon (SKD) Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan menganalisa secara terus-menerus
laporan mingguan (W2) yang bersumber dari Puskesmas. Agar memperoleh informasi
yang valid, maka input W2 tersebut harus memliki kelengkapan dan ketepatan yang
tinggi. Sehingga dengan demikian langkah-langkah respon dapat dilakukan secara
dini dan masalah dapat diminimalkan baik kesakitannya, kematian maupun kerugian
non-kesehatan lainnya.
DATA PENYAKIT DI SKDR YANG POTENSIAL WABAH DUA
MINGGU TERAKHIR
No |
Penyakit |
M-26 |
M-27 |
Kelengkapan Laporan (%) |
100 |
1 |
Diare Akut |
2 |
2 |
Ketepan Laporan (%) |
100 |
2 |
Malaria Konfirmasi |
0 |
0 |
Jumlah Alert |
4 |
3 |
Suspek Dengue |
0 |
0 |
Jumlah Direspon |
4 |
4 |
Pneumonia |
1 |
1 |
Jumlah Alert
Menjadi KLB |
0 |
5 |
Diare Berdarah/ Disentri |
0 |
0 |
Berdasarkan
tabel di atas, dapat dilihat penyakit potensial yang muncul di wilayah
kerja UPT Puskesmas Kecamatan Moyo Hilir pada
minggu ke-27 terdapat 4 penyakit yaitu: diare akut 2 kasus, pneumonia 1 kasus, Gigitan Hewan Rabies (GHPR) 1 kasus, ILI (Penyakit Serupa Influenza 11 Kasus. |
|
6 |
Suspek Demam
Tifoid |
0 |
0 |
||
7 |
Sindrom Jaundice Akut |
0 |
0 |
||
8 |
Suspek Chikungunya |
0 |
0 |
||
9 |
Suspek Flu Burung Pada
Manusia |
0 |
0 |
||
10 |
Suspek Campak |
0 |
0 |
||
11 |
Suspek Difteri |
0 |
0 |
||
12 |
Pertussis |
0 |
0 |
||
13 |
Acute Flacid
Paralysis (AFP) |
0 |
0 |
||
14 |
Gigitan Hewan
Penular Rabies |
3 |
1 |
||
15 |
Suspek Antrax |
0 |
0 |
||
16 |
Suspek Leptospirosis |
0 |
0 |
||
17 |
Suspek Kolera |
0 |
0 |
||
18 |
Suspek Meningitis/ Encephalitis |
0 |
0 |
||
19 |
Suspek Tetanus Neonatorum |
0 |
0 |
||
20 |
Suspek Tetanus |
0 |
0 |
||
21 |
ILI (Penyakit Serupa Influenza) |
11 |
11 |
||
22 |
Suspek HFMD |
0 |
0 |
||
23 |
Suspek Covid-19 |
0 |
0 |
||
24 |
Total Kunjungan |
281 |
281 |
A.
LAPORAN KINERJA
C |
UNIT PELAPOR |
JMLH PERINGATAN DINI PENYAKIT DI UNIT PELAPOR |
JUMLAH |
KETEPATAN * (%) |
KELENGKAPAN * (%) |
ALERT YANG DIRESPON * |
|||||
M-27 2024 |
TOT * |
Unit |
PUSK. |
Jumlah |
KLB |
24 Jam |
>24 Jam |
||||
1 |
PKM. MOYO HILIR |
1 |
4 |
1 |
1 |
100 |
100 |
4 |
|
4 |
|
TOTAL UNIT PELAPOR |
1 |
4 |
1 |
1 |
100 |
100 |
4 |
0 |
4 |
0 |
|
*Data
kumulatif Minggu 26 sampai 27 |
|
|
|
|
Berdasarkan tabel di
atas, dapat dilihat kinerja SKDR di minggu ke-27 tahun 2024 dimana Ketepatan
dan Kelengkapan, serta ALERT yang direspon kurang dari 24 jam.
B. KETEPATAN DAN KELENGKAPAN LAPORAN
Dari grafik di Samping, ketepatan dan kelengkapan laporan di wilayah kerja UPT Puskesmas Kecamatan Moyo Hilir di minggu ke-27 mencapai 100%. Perolehan data didapat dari semua unit pelayanan di Puskesmas, dari 5 Pustu yaitu: Ngeru, Labuhan Ijuk, Olat Rawa, Serading dan Poto dan 8 Poskesdes yaitu: Kakiang, Batubangka, Prajak, Moyo, Poto, Serading, Tanjung Bele dan Olat Rawa. Serta 3 Praktek Dokter.
C.
TREND PENYAKIT POTENSIAL KLB DI MINGGU KE-27 1.
DIARE
AKUT Dari grafik di atas, trend kasus diare akut di wilayah kerja UPT Puskesmas Kecamatan Moyo Hilir di minggu ke-27 sebanyak 2 Kasus Diare Akut dari seminggu sebelumnya terdapat 2 kasus. 2. PNEUMONIA Dari grafik di atas, trend kasus Pneumonia di wilayah kerja UPT Puskesmas Kecamatan Moyo Hilir di minggu ke-27 sebanyak 1 Kasus Pneumonia dari seminggu sebelumnya terdapat 1 kasus |
3. Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) Dari
grafik di atas, trend kasus GHPR
di wilayah kerja UPT Puskesmas Kecamatan Moyo
Hilir di minggu ke-27
sebanyak 1 Kasus GHPR dari seminggu sebelumnya terdapat 3
kasus. 4. ILI (Penyakit Serupa Influenza) Dari
grafik di atas, trend kasus ILI
di wilayah kerja UPT Puskesmas Kecamatan Moyo
Hilir di minggu ke-27
sebanyak 11 Kasus Pneumonia dari seminggu sebelumnya
terdapat 11 kasus. |
D.
ALERT
1.
Tetap waspada
terhadap peningkatan GHPR dengan melakukan kegiatan surveilans berbasis kejadian.
2.
Penatalaksanaan diare meliputi penggantian
cairan dengan terapi rehidrasi oral, misalnya dengan oralit dan dilanjutkan
pemberian antibiotik jika diare disebabkan oleh infeksi bakteri.
3.
Penatalaksanaan dan pencegahan penumonia adalah
dengan pemberian antibiotik, dan mencukupi kebutuhan gizi serta nutrisi anak
dengan memberikan asupan buah, sayur, dan makanan bergizi lainnya. Melengkapi
imunisasi anak dan menerapkan perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) sejak dini.
4.
Penatalaksanaan ILI (Penyakit Serupa Influenza)
adalah dengan pemberian antibiotik, minum banyak cairan, mengkonsumsi makanan
bergizi dan menghindari aktifitas yang berlebihan
TERIMA KASIH,
PENGELOLA PROGRAM SKDR SRI IRIANI, Amd.Kep |
KOORD. PROMOSI KESEHATAN AMRI IRADI, SKM |
No comments:
Post a Comment